Jumat, 21 Februari 2014

LAPORAN FISDAS GAYA GESEKAN

GAYA GESEKAN
Ayu Arisma Novyandari, Ina Hardiana, Jeanny Yustisia Januarti Pailang, Nur Aina, Rita Restika, Theodorus K Tokan, Khaerul Irsyad, Istiqamah
Jurusan Biologi FMIPA UNM Tahun 2013

Abstrak
            Telah dilakukan percobaan mengenai Gaya Gesekan dengan tujuan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik dan menentukan koefisien gesek statik dan kinetik. Gaya gesek sifatnya selalu melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek dibagi menjadi 2, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek statis. Ketika benda sudah dalam keadaan bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek kinetis. Pada  percobaan ini dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh gaya tarik terhadap benda,adanya hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal,adanya hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik dan pengaruh kemiringan bidang datar terhadap gaya gesekan kinetik dan gaya gesekan statik.
KATA KUNCI: Gaya gesekan, Gaya statik, Gaya kinetik, koefisien gesek statik, koefisien gesek kinetic

PENDAHULUAN
Secara umum, gaya didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengubah keadaan gerak suatu benda. Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya. Gaya juga dapat mempercepat atau memperlambat gerak benda. Selain itu, gaya juga dapat dikatakan sebagai tarikan atau dorongan”.
Dalam bahasa sehari-hari gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan, terutama yang dilakukan oleh otot-otot kita”(Halliday,1991). Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja gaya gesekan statik dan gaya gesekan kinetik beserta koefisien yang bekerja dalam gaya gesekan tersebut dan apa pengaruhnya dengan kasar tidaknya permukaan. Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan, salah satunya adalah adalah gaya gesek. Manfaat gaya gesek sangat besar dalam kehidupan manusia. Disamping itu, gaya gesek juga menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Pengetahuan manusia tentang gaya gesek, macam-macam gaya gesek, manfaat, dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari masih sangat minim. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan secara rinci mengenai gaya gesek, macam-macam gaya gesek, manfaat, dan kerugian gaya gesek bagi kehidupan manusia. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja gaya gesekan statik dan gaya gesekan kinetik beserta koefisien yang bekerja dalam gaya gesekan tersebut dan apa pengaruhnya dengan kasar tidaknya permukaan.
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1.Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2.Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3.Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya gesekan statis fs       akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.

            Untuk koefisien gesek statik maupun koefisien gesek kinetik dipengarhi oleh sudutnya.sesuai dengan persamaan:
 



TEORI
             Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak Bila sebuah balok massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam  gerakan balok mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik (fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini

 








Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1.    Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2.    Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3.    Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
                                                          (3.1)
Dengan adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
                                                         (3.2)
dengan adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut q sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan bidang diberikan oleh persamaan,
mS = tan qc                                                                         (3.3)
Dengan qc  adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih besar dari qc, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang miring dengan percepatan :
                                        (3.4)
di mana q  adalah sudut kemiringan bidang dan mk adalah koefisien gesek kinetik antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien gesekan mk dapat dihitung.






METODOLOGI EKSPERIMEN

A.     Alat dan Bahan
1.      Neraca pegas 0-5 N                                 
2.      Katrol meja                                             
3.      Balok kasar                                             
4.      Balok licin                                               
5.      Beban @ 50 gram                                   
6.      Tali/benang                                 
7.      Papan landasan
8.      Bidang miring
9.      Balok persegi (dengan stecker penyambung),
10.  Stopwatch
11.  Meteran

B.     Setting Percobaan dan Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Gay­a tarik terhadap keadaan benda.
Sediakan dan rangkailah alat yang tersedia seperti gambar di bawah. Tarik pegas pelan-pelan dengan gaya kecil. Perhatikan penunjukan neraca pegas, apa yang terjadi pada balok?. Perbesar gaya tarik sambil memperhatikan keadaan balok. Lakukan hal ini hingga balok tepat akan bergerak.
 







Pada keadaan ini perhatikan penunjukan neraca pegas. Tarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan, perhatikan penunjukan neraca pegas. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. Catat besar gaya tarik anda, dan keadaan benda (diam, tepat akan bergerak, dan bergelak lurus beraturan) pada tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2: Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tambahkan beban di atas balok, lakukan seperti Kegiatan 1. Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan. Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah penambahan beban di atas balok. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
 







Kegiatan 3: Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan
          Lakukan seperti Kegiatan 1. Ganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Amati penunjukan pegas. Pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4: Menentukan koefisien gesekan statik pada bidang miring
a. Siapkan alat dan bahan yang anda butuhkan.
b.Letakkan bidang di atas meja dengan posisi mendatar (q  = 0).
c. Letakkan balok persegi di salah satu ujung bidang tersebut.
d.Angkat secara perlahan ujung bidang tempat balok persegi berada sehingga sudut kemiringan bidang bertambah.  Catat sudut kemiringan bidang pada saat benda tepat akan bergerak.
e. Ulangi kegiatan (d) dengan menambah beban pada balok persegi hingga anda peroleh sedikitnya 5 (lima) data pengukuran sudut.

Kegiatan 5: Menentukan koefisien gesekan kinetik pada bidang miring
a.    Atur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih besar dari sudut kritis (qc) yang telah anda peroleh pada bagian 1 di atas untuk balok persegi tanpa beban tambahan. Catat sudut kemiringan ini sebagai q 1.
b.   Letakkan balok di ujung atas bidang yang telah anda ketahui panjangnya.
c.    Lepaskan balok bersamaan dengan menjalankan stopwacth untuk mengukur waktu tempuh balok persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke ujung bawah bidang. Catat waktu tempuh ini sebagai t1.
d.   Ulangi kegiatan (c) dengan sudut kemiringan yang lebih besar hingga anda memperoleh sedikitnya 5 (lima) pasangan data.






HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

A.  Hasil Pengamatan
1.      Kegiatan I
Massa balok: 110 gram
Tabel 3.1 Hasil pengamatan pengaruh gaya tarik terhadap benda

No

Gaya tarik(N)

Keadaan benda

1

˂ 0.80 ± 0.05

Diam

2

0.80 ± 0.05

Tepat akan bergerak

3

0.50 ± 0.05

GLB

2.   Kegiatan II
Jenis permukaan adalah permukaan Licin
Tabel 3.2. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
No
Gaya Normal
Keadaan benda
Gaya Tarik (N)
(N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
Diam
│< 0,93 ± 0,05│
│< 0,93 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1.  1.00 ± 0,05
0,93 ± 0,05
2. │0,90 ± 0,05│
3. │0,90 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │0,60 ± 0,05│
│0,67 ± 0,05│
2. │0,70 ± 0,05│
3. │0,70 ± 0,05│
2
Diam
  │< 1.27 ± 0,05│
  │< 1.27 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1 .│1.30 ± 0,05│
│1.27 ± 0,05│
2. │1.30 ± 0,05│
3. │1.20 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │0.80 ± 0,05│
│0,83 ± 0,05│
2. │0.90 ± 0,05│
3. │0,80 ± 0,05│
3
Diam
│< 1,43 ± 0,05│
│< 1.43 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1.  │1,50 ± 0,05│
│1.43 ± 0,05│
2.  │1,40 ± 0,05│
3.  │1,40 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1.  │1.20 ± 0,05│
│1.13 ± 0,05│
2.  │1.10 ± 0,05│
3.  │1.30 ± 0,05│

3.   Kegiatan III
                        Gaya Normal = 1,9 N
Tabel 3.3. Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
Jenis Permukaan
Keadaan benda
Gaya Tarik (N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
I
Diam
│< 2.03 ± 0,05│
│< 2.03 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │2.00 ± 0,05│
│2.03 ± 0,05│
2. │2,00 ± 0,05│
3. │2.10 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │1,80 ± 0,05│
│1.70 ± 0,05│
2. │1,60 ± 0,05│
3. │1,70 ± 0,05│
II
Diam
│< 2.23 ± 0,05│
│< 2.23 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │2.20 ± 0,05│
│2.23 ± 0,05│
2. │2.20 ± 0,05│
3. │2,30 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │1,60 ± 0,05│
│1.50 ± 0,05│
2. │1,40 ± 0,05│
3. │1,50 ± 0,05│
III
Diam
│< 2.50 ± 0,05│
│< 2.50 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │2.40 ± 0,05│
│2.50 ± 0,05│
2. │2.50 ± 0,05│
3. │2.60 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │1.40 ± 0,05│
│1.30 ± 0,05│
2. │1.50 ± 0,05│
3. │100 ± 0,05│

4.Kegiatan IV
Tabel 3.4. Gaya gesekan statik pada bidang miring
No
Gaya berat
Sudut Kritis (0)
(N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
0
1. │18.00 ± 0,05│
│18.33 ± 0,05│
2. │18.00 ± 0,05│
3. │19.00 ± 0,05│
2
50 ± 5
1. │18.00 ± 0,05│
│21.00 ± 0,05│
2. │22.00 ± 0,05│
3. │20.00 ± 0,05│
3
100 ± 5
1. │23.00 ± 0,05│
│23.00 ± 0,05│
2. │23.00 ± 0,05│
3. │24,00 ± 0,05│
4
150 ± 5
1. │26.00± 0,05│
│26.00 ± 0,05│
2. │27.00 ± 0,05│
3. │25.00 ± 0,05│

5.   Kegiatan V
                        Massa beban = 210gram
                        Sudut kemiringan beban = 21
Tabel 3.5. Gaya gesekan kinetik pada bidang miring

No
Jarak tempuh (cm)
Waktu tempuh (s)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
│100,00  ±  0,05│
1. │1.50  ±  0,05│
│1.60  ±  0,05│
2. │1.80  ±  0,05│
3. │1.50  ±  0,05│
2
│90,00  ±  0,05│
1. │1.40  ±  0,05│
│1.37 ±  0,05│
2. │1.40  ±  0,05│
3. │1.30  ±  0,05│
3
│80,00  ±  0,05│
1. │1.00  ±  0,05│
│1.13  ±  0,05│
2. │1.20  ±  0,05│
3. │1.20  ±  0,05│

Analisis Data dan Analisis Grafik
Kegiatan 1: Gaya tarik terhadap keadaan benda
Diam                            Tepat akan bergerak                      Bergerak lurus beraturan         
N =                         N = 0,80 N                            N = 0,5 N
 


                                         
 



 W = 1,1 N                            W = 1,1 N                               W = 1,1 N
Pembahasan:
Gaya tarik pada benda sangat berpengaruh pada keadaan benda. Gaya tarik paling kecil adalah pada saat benda diam, sedangkan gaya tarik paling besar adalah pada saat benda tepat akan bergerak.

Kegiatan 2: Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
1.        Tabel hasil analisis yang menghubungkan antara gaya norrmal dengan gaya gesekan
a.    Tabel hasil analisis yang menghubungkan antara gaya norrmal dengan gaya gesekan statik
No
N
fg
1
1,6
0,93
2
2,2
1,27
3
2,6
1,43

b.    Tabel hasil analisis yang menghubungkan antara gaya norrmal dengan gaya gesekan kinetik
No
N
fg
1
1,6
0,67
2
2,2
0,83
3
2,6
1,13


2.        Grafik Hubungan antara Gaya Normal dan Gaya Gesek Statik (Fs)
·        
·        
·        
·        
·        
·        
Ø  Beban I
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
Ø  Beban II
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
Ø  Beban III
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

3.        Grafik Hubungan antara Gaya Normal dan Gaya Gesek Statik (Fs)

·        
·        
·        
·        
·        
·        

Ø  Beban I
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
Ø  Beban II
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
Ø  Beban III
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
Kegiatan 3: Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
a.       Koefisien gesek statik (tepat akan bergerak)
·        
·        
·        
Ketidakpastian:
·                             dengan
·                                 
·        

1.        Jenis permukaan 1
Tabel
No
µs
Fg
1
1,05
2,00
2
1,05
2,00
3
1,11
2,10
Grafik koefisien gesek statik
·        
·        
·        
·        
·        
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

2.        Jenis pemukaan 2
Tabel
No
µs
Fg
1
1,16
2,20
2
1,16
2,20
3
1,21
2,30

·        
·        
·        
·        
·        
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
3.        Jenis permukaan 3
Tabel
No
µs
Fg
1
1,26
2.40
2
1,31
2.50
3
1,37
2.60

·        
·         0,10
·        
·        
·        
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
b.        Koefisien gesek kinetik ( Bergerak lurus beraturan )
·        
·        
·        
Ketidakpastian:
·                             dengan
·                                 
·        

1.        Jenis permukaan 1
Tabel
No
µs
fg
1
0,94
1,80
2
0,84
1,60
3
0,89
1,70






·        
·         0
·         ,10
·        
·        

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§ 

§ 
§ 
§ 
§ 
§ 
§   
PEMBAHASAN
            Gaya gesekan adalah gaya yang terjadi akibat sentuhan diantara dua buah permukaan  benda. Gaya gesekan dibedakan atas dua yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetic.Perbedaan diantara keduanya adalah jika gaya gesekan statik terjadi ketika benda  tepat mulai akan bergerak dan gaya gesekan kinetic terjadi ketika benda sudah bergerak.
Pada percobaan pertama, yaitu pengaruh gaya tarik terhadap keadaan balok. Maka dilakukan beberapa kali pengamatan terhadap pergerakan balok pada saat balok tersebut dalam keadaan diam, tepat akan bergerak dan bergerak lurus beraturan hingga diperoleh penunjukkan skala pada neraca pegas. Ketika diberikan gaya tarik, terlihat penunjukkan skala pada neraca pegas berbeda untuk setiap kadaan. Hal ini di karenakan gaya yang di berikan kepada benda dalam kadaan diam lebih kecil dibandingkan dengan gaya gesekan statiknya sehingga gaya gesek statik ini menahan pergerakan benda. Pada saat benda tepat akan bergerak gaya yang di berikan sama dengan besarnya gaya gesekan statiknya, walaupun demikian pada keadan ini benda masih belum bergerak. Besar gaya gesekan statik sebanding dengan gaya normal antara balok dan bidang datar. Lain halnya pada saat benda bergerak lurus beraturan, pada situasi ini gaya yang diberikan lebih besar dari gaya gesek statik yang bekerja. Akibatnya ketika di berikan gaya tarik yang diusahakan selalu konstan, balok tersebut bergerak lurus secara beraturan dan pada saat itu gaya gesekan satik berubah mejadi gaya gesekan kinetik.
             Pada percobaan kedua, yaitu hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek. Kali ini dilakukan penambahan massa pada keadaan benda yang berbeda-beda dan dilakukan pengukuran berulang. Saat diberikan gaya tarik yang konstan ternyata massa yang berbeda mempengaruhi pergerakan balok. Pada saat balok diam, tepat akan bergerak dan, maka  balok dengan massa yang lebih besar memiliki gaya tarik yang lebih besar pula.

Hal ini disebabkan oleh adanya gaya normal (N) yang dikerjakan bidang datar pada balok dan N’ adalah gaya normal yang dikerjakan balok pada lantai. W adalah gaya gravitasi yang bekerja pada balok atau berat balok. Sehingga  N dan N’ melakukan gaya aksi reaksi, sedangkan N dan W bukan gaya aksi reaksi. Jika balok sedang diam atau tidak bergerak pada arah vertikal maka besar gaya normal dapat dinyatakan dalam persamaan Hukum I Newton menyatakan bahwa setiap benda yang sedang diam akan akan tetap diam atau setiap benda yang sedang bergerak lurus dengan kelajuan tetap/konstan akan terus bergerak lurus dengan kelajuan tetap jika gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Sesuai gengan prinsip tersebut, maka pada balok yang diam ada gaya yang bekerja tetapi jumlah semua gaya yang bekerja pada balok tersebut atau gaya total sama dengan nol.
            Pada percobaan ketiga, hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik yang masih mengacu pada keadaan benda diam, tepat akan bergerak, dan bergerak lurus beraturan. untuk jenis permukaan yang digunakan adalah halus, sedikit kasar dan kasar. Tentunya jenis permukaan mempengaruhi pergerakan benda saat diberikan gaya tarik. Jenis permukaan yang halus pegerakannya sangat cepat ketika di berikan gaya tarik, karena gaya gesekan yang terjadi anara permukaan balok dan meja sangatlah kecil. Pada balok dengan permukaan yang sedikit  kasar, terlihat penunjukka skala pada neraca pegas yang lebih kecil. Ini dikarenakan bekerja gaya gesekan yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan balok yang permukaannya halus. Begitupun bada balok dengan permukaan yang lebih kasar, gaya gesekan yang bekerja sangat besar, sehingga menghambat pergerakan balok.
            Pada percobaan keempat mengamati gaya gesekan statik pada bidang miring. Dimana benda mula-mula diletakkan pada bidang datar dan kemudian di miringkan secara perlahan-lahan. Pada saat benda masih diletakkan pada bidang datar, sudut kritisnya masih bernilai 0 karena tidak ada gerakan yang terjadi. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran berulang dan dilakukan penambahan massa. Ketika benda berada pada sudut kemiringan yang yang sesuai dengan gaya beratnya, pada saat itulah benda mulai bergerak kebawah. Hal ini di karenakan adanya pengaruh gaya gravitasi bumi yang mnyebebkan benda jatuh kebawah. Setelah dilakukan tiga kali penambahan massa  ternyata sdut kemiringan yang di peroleh berbeda untuk setiap  massa yang berbeda. Semakain besar massa balok semakin kecil sudut kritis yang dibentuk oleh papan landasan dan gaya gesekan yang terjadi sangat kecil.
            Pada percobaan kelima, yaitu gaya gesekan kinetik pada bidang miring. Dengan massa, sudut kemiringan bidang, dan jarak yang telah di tentukan hanya perlu mengamati waktu tempuh yang diperlukan balok untuk sampai dibatas akhir. Dan berdasarkan data yang diperoleh semakin jauh jarak tempuh, maka semakin lama waktu tempuh yang diperlukan dan begitu sebaliknya.
            Pada praktikum ini, tentu saja ada kesalahan yg sering terjadi setiap kali melakukan percobaan. diantaranya kesalahan saat memberokan gaya tarik pada balok yang kecepatannya masih belum konstan, cara meluncurkan balok yang masih kurang sempurna, dan ssat menghentikan stopwatch.

SIMPULAN
1.  Gaya gesekan adalah gaya yang bekerja pada permukaan dua buah benda yang saling bersntuhan yang mengakibatkan benda mengalami perlambatan dan berlawanan dengan arah datangnya gaya.
2.  Gaya gesek di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, gaya gravitasi bumi, tingkat kemiringan benda, dan jenis permukaan benda.
3.  Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat menarik benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek kinetis. Maka percepatan akan berbeda antara balok yang bebannya ringan dengan yang lebih berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya.
4.  Gaya gesekan selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.




1 komentar:

  1. min itu rumusnya banyak yang nggak ke detect, boleh minta dokumen aslinya?

    BalasHapus